______________________________

Tugas Softskill - Bahasa Indonesia1_2

Dipanggil Kompolnas, Polri Siap Jelaskan Penanganan Korupsi

Liputan6.com, Jakarta : Mabes Polri mengaku siap menerima panggilan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya terkait penggunaan anggaran dana pemberantasan tindak pidana korupsi yang ditangani Polri.

"Yang jelas kami siap menerima panggilan untuk mempertangungjawabkan kinerja kami," kata Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto di kantornya, Jakarta, Kamis (22/8/2013).

Meski begitu, Polri akan melihat terlebih dahulu sifat dari pemanggilan tersebut. Bila pemanggilan itu sifatnya mengundang, Polri akan menghadirinya. Namun bila memanggil konotasi hukumnya paksa, pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu.

"Koordinasi sudah pasti itu," tegas Agus.

Kompolnas sebelumnya berjanji akan memanggil Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Brigjen Pol Nur Ali terkait mangkraknya penanganan sejumlah kasus korupsi dilingkungan Korps Bhayangkara ini.

"Dalam waktu dekat, kita panggil Dittipidkor minta update di sana, minta penjelasan," kata Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala Selasa 20 Agustus lalu.

Adrianus menambahkan, hingga kini Polri sama sekali belum memperlihatkan keseriusannya untuk membongkar kasus korupsi besar. Sejak tahun lalu, Polri berdalih anggaran yang menjadi kendala utama dalam menangani kasus korupsi.

Padahal, tahun lalu negara telah mengucurkan anggaran sebesar Rp 19 miliar untuk mengungkap seluruh kasus korupsi. Namun, sampai sekarang tak ada kasus-kasus korupsi besar yang dapat diungkap oleh polisi.

"Setelah diberikan dana oleh negara, kami lihat belum maksimal (kinerja) polri. Memang banyak kasus korupsi ditangani polri, cuman memang kasusnya tidak terlalu menonjol betul, seperti yang kita harapkan," pungkas Adrianus. (Ali/Mut) SUMBER
====================================================================
Kata Konotasi
membongkar , maksudnya adalah menyelesaikan masalah secara tuntas
mengucurkan , maksudnya adalah memberikan sesuatu

Antonim (lawan kata)
menerima >> Menolak
belum >> Sudah

Sinonim (persamaan kata)
terkait >> mengenai , tentang
seluruh >> semua

Istilah Asing
mangkraknya >> lambatnya
berdalih >> beralasan, banyak alasan, mengelak, memutar balikan kenyataan
kendala >> masalah

Kata Umunmelihat || Kata Khusus : Memperhatikan, menonton, mengamati

Tidak Sepenuhnya Percaya Bola Itu Bundar

Euforia kesuksesan Timnas U-19 merebut gelar juara Piala AFF U-19 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo September kemarin masih terasa sampai sekarang. 

Apalagi disusul prestasi lolosnya Garuda Jaya ke putaran final Piala AFC U-19 di Myanmar 2014. Di balik kesuksesan para anak muda ini, terdapat sosok pelatih bertangan dingin yang kini namanya populer di telinga para penggemar sepak bola nasional. Dia adalah Indra Sjafri. 

Pelatih kelahiran Sumatera Barat 50 tahun silam ini berhasil mencari talenta-talenta muda berbakat dari seluruh pelosok Nusantara. Anak-anak muda berbakat ditempanya secara skill dan mental. Hasilnya, Evan Dimas Darmono dkk berhasil menjadi pungawa ciamik Garuda Jaya. 

Indra Sjafri pun bertekad membawa timnas lolos ke Piala Dunia. Saat KORAN SINDO YOGYAberkunjung ke rumah sederhananya di wilayah RT 15 No 759 E, Kelurahan Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta Indra Sjafri mengatakan, untuk meraih pretasi tinggi dalam sepak bola, pembinaan usia dini sangat diperlukan. 

Kesuksesannya membawa Garuda Jaya menjuarai Piala AFF U-19 dan lolos kualifikasi Piala AFC U-19 Myanmar 2014 bukan sesuatu yang instan. Dalam meracik tim, Indra mempunyai beberapa kualifikasi mendasar yang harus terpenuhi pada diri para pemain asuhannya. 

Di antaranya skill, kemampuan taktikal dan kecerdasan pemain, fisik, serta dan mental. Keempat hal mendasar itu harus terpenuhi untuk memiliki sebuah tim sepak bola sesuai standar dunia. “Keempat-empatnya harus baik, skillmumpuni, kecerdasan taktik dan visi misi bermain, fisik prima serta mental dan semangat juang yang tinggi,” paparnya. 

Jika berbicara Piala Dunia, menurut Indra, standar tim juga harus berstandar dunia. Pertanyaannya, ada tidak pemain berlevel dunia di Indonesia? Dia pun meyakini dan menegaskan bahwa banyak sekali pemain di Indonesia yang berlevel dan berstandar dunia. Hal ini kembali kepada diri pemain, apakah mau dan mampu untuk diajak bermain dengan standar sepak bola dunia. 

Dalam sepak bola dikenal istilah bola itu bundar. Yakni, tim-tim yang dianggap kecil bisa tampil mengejutkan dengan mengalahkan tim-tim lebih besar. Tapi Indra tak sepenuhnya meyakini hal itu. Sebab bila sebuah tim tak memiliki standar kualitas bermain, maka tim itu tak bisa mengalahkan lawan yang memiliki kualitas pada diri para pemainnya.

 “Ada banyak di Indonesia pemain berkelas dunia, di daerahdaerah banyak sekali talenta muda. Tapi kita mau enggakbermain sesuai standar dunia dan kualitasnya mendunia. Kualitas bermain harus terus ditingkatkan agar sesuai standar dunia. Bola itu bundar, tak sepenuhnya menjamin,” tuturnya. 

Untuk itu, pembinaan usia dini dan regenerasi pemain sangat diperlukan demi menjamin kualitas sebuah timnas. Ini menjadi kewajiban pengurus sepak bola di tingkat daerah untuk terus membina pemain usia dini. Contohnya, dengan menggelar kompetisi usia dini yang rutin digelar di daerah-daerah. 

Kompetisi ini bisa memudahkan memantau para pemain yang berbakat sejak usia dini untuk dididik menjadi pemain dunia. “Regenerasi pemain dan pembinaan itu harus. Tapi bukan tugas saya lagi, itu tugas pemerintah, tugas pengurus sepakbola dari pusat sampai daerah. Harus ada kompetisi usia dini dan pembinaan, ini butuh sinergitas,” imbuh ayah dua anak ini. 

“Saya pribadi bersama rekan-rekan officialTimnas U- 19, para pemain, terus bertekad dan berupaya disertai doa, untuk terus maksimal dan bisa menembus Piala Dunia. Tekad kami harus bisa ke Piala Dunia,” tutupnya. (bersambung) RISTU HANAFI Yogyakarta
====================================================================
Kata Denotasi
bola itu bundar, pada kenyataannya memang bentuk dari bola itu bundar

Ameliorasi
rumah sederhana (dalam artian : gubuk) >> Istana mewah

Peyorasi
anak muda >> bocah, ABG
Piala AFF U-19 >> kejuaraan tarkam (antar kampung)
Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah kalimat yang mudah dipahami, mudah dimengerti dan dapat ditangkap oleh pembaca.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

Ciri-ciri kalimat efektif : (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.

Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.

Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah. Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah, misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

KALIMAT  TURUNAN

Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.

Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan. { sumber }

Kata turunan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Contoh: bergeletar, dikelola.

- Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi

- Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.

- Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai.
Contoh: adipati, mancanegara.

- Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia.

Music

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme