Tugas Manajemen Proyek dan Resiko
Manajemen Proyek & Resiko
(Logical Framework Approach)
Penulis : Irfan Rifai [23111690]
Penulis : Irfan Rifai [23111690]
Penulis : M.Iqbal Perdana [24111202]
Penulis + Editor : Tegar Winanda A.I [27111055]
Illustrator : Tri Wahyuni [27111176]
2KB02
Universitas Gunadarma
2KB02
Universitas Gunadarma
2013
====================================================
{
I }. Konsep yang digunakan dalam Logical Framework Approach (LFA)
Tujuan dari
proyek pengembangan adalah untuk mengurangi perbedaan hasil akhir yang
diinginkan lingkungan dengan masyarakat. Apabila terdapat persetujuan umum
tentang kondisi sebelum proyek dilaksanakan, maka memungkinkan untuk menyetujui
sasaran-sasaran prioritas dalam pengembangan keseluruhan sasaran proyek.
Proyek pengembangan mempunyai ketergantungan pada lingkungan dan masyarakat sehingga kondisi yang diharapkan, harus diuraikan sedemikian rupa. Hal tersebut sangat penting supaya memungkinkan memeriksa langkah-langkah yang akan dilakukan berikutnya. Proyek yang berhasil adalah yang dapat menghubungankan sasaran dengan target kelompok.
Proyek
pengembangan didasarkan pada masukan berbagai sumber daya, implementasi dari
aktivitas tertentu, dan akan menghasilkan
keluaran-keluaran yang diharapkan untuk
memberikan kontribusi dalam pencapaian sasaran yang diharapkan.
Masukan,
aktivitas-aktivitas dan unsur-unsur proyek, didalamnya tidak terdapat ukuran -
ukuran (indikator-indikator) keberhasil atau kegagalan suatu proyek., tetapi
tergantung pada;
a. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh manajemen proyek
b. Faktor-faktor eksternal.
a. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh manajemen proyek
b. Faktor-faktor eksternal.
Selama fase perencanaan dan implementasi, sangat penting dilakukan monitoring, identifikasi dan analisis sejumlah faktor-faktor eksternal karena penyebab-penyebab kemungkinan kegagagalan dapat terjadi sejak fase perencanaan. Untuk lebih jelasnya lihat bagan dibawah ini:
( bagan konsep LFA )
====================================================
{
II }. Definisi Lyx (Program Text Editor)
Pada saat
ini memang banyak sekali program text editor, diantaranya yang paling populer
adalah Microsoft Office. Namun dalam pengerjaan tugas ini kami menggunakan
program Lyx, untuk selanjutnya kami akan mendefinisikan tentang text editor Lyx
yang kami gunakan dalam pengerjaan tugas ini.
A.
Pengertian Lyx
LATEX yang bekerja di balik aplikasi LYX merupakan text-processor yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan word processor, di antaranya adalah konsistensi, referensisilang dan penempatan gambar/tabel secara otomatis, serta penyusunan pustaka yang konsisten. Konsistensi tata letak ini disebabkan karena semua komponen tata letak dikontrol oleh suatu makro atau paket LATEX. Dengan kata lain, sekali suatu makro didefinisikan maka akan didapatkan tata letak yang sangat konsisten.
Secara
teknis, LyX yang dibangun berdasarkan LaTeX kurang tepat jika dikategorikan
sebagai word processor. Perancang LaTeX, Leslie Lamport (1985) menyebut LaTeX
sebagai document preparation system. LaTeX merupakan front-end untuk bahasa
scripting khusus untuk typesetting, TeX, yang dibuat oleh Donald Knuth (1984).
Format pdf (portable document format) dan dvi (device independent format) bermula
dari TeX.
Perbedaan
yang dibawa LaTeX maupun LyX adalah paradigma dalam menyusun dokumen, dari
WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang dibawa oleh word processor pada
umumnya, menjadi WYSIWYM (What You See Is What You Mean), yang berarti bahwa
penyusunan dokumen tidak berdasarkan pada penampilan dari bagian-bagian khusus
dokumen tersebut, melainkan berdasarkan struktur dokumen (catatan: karena hanya
berbeda satu karakter antara WYSIWYG dengan WYSIWYM, selanjutnya saya akan
menuliskan keduanya sebagai WYSIWYGet dan WYSIWYMean agar mudah dibedakan).
Misalnya, pada word processor biasa, ketika mengetik suatu artikel, saya
mengatur jenis dan ukuran font untuk judul artikel secara manual, kemudian
mengatur indentasi paragraf, dan kembali mengatur jenis dan ukuran font secara
manual untuk setiap judul bab, dan seterusnya. Pada LyX, saya cukup menandai
bagian-bagian dokumen tersebut, “yang ini judul. Yang itu paragraf. Yang ini
nama penulis,” dan LyX akan secara otomatis mengatur jenis, ukuran, dan style dari
font yang akan digunakan, indentasi, dan sebagainya. Kira-kira mirip dengan
pengaturan style pada word processor modern (versi-versi baru Microsoft Word
ataupun OpenOffice.org Writer), yang sudah mulai beralih ke paradigma
WYSIWYMean. Bedanya, word processor masih memungkinkan pengguna untuk melakukan
pengaturan typeface secara manual (WYSIWYGet), sedangkan LyX adalah WYSIWYMean
murni. Pada LyX, bahkan menekan tombol [Enter] atau [Space] dua kali tidak akan
memberikan dua new line feed atau pun dua spasi. Konsep WYSIWYM pada word
processor belum matang, tidak seperti pada LyX atau LaTeX yang sudah ada sejak
24 tahun yang lalu.
Contohnya,
dalam LyX kita tidak bisa mengetik dua spasi secara berurutan, dua baris baru
secara berurutan, atau memiliki baris yang kosong! Karena semua pengaturan
tentang spacing antar paragraf, antar bagian dst sudah dibuat secara otomatis.
Keunggulan dari LyX yaitu :
- Output
yang konsisten misalnya, semua paragraf dipastikan memiliki margin yang sama,
semua judul dipastikan memiliki besar sama, dst. Selain itu, karena dokumen
sangat terstruktur maka ada fitur untuk melakukan navigasi intra-dokumen yang
sangat bagus (ada daftar judul-judul bab dan sub-bab, kita bisa meng-klik untuk
pindah ke bagian tersebut dengan cepat).
- Setiap dokumen memiliki kelas sendiri, misalnya article atau book, dan setiap kelas sudah terformat dengan sangat baik bahkan melebihi apa yang biasa kita lakukan dengan Word. Contohnya, pada kelas book, nomor halaman sudah berada pada tempat yang tepat (di bawah saat mulai bab, di atas pada halaman lainnya). Penomoran bab dan sub-bab langsung dibuat secara otomatis!
- Setiap
gambar dan tabel juga diberikan penomoran otomatis! Tidak seperti di Word
dimana kita harus melakukan setting yang cukup repot dan tidak semua orang bisa
melakukannya. Juga, seperti buku-buku profesional pada umumnya, setiap tabel
maupun gambar tidak terletak di tempat kita meletakkan tabel/gambar tersebut,
tetapi di awal atau akhir halaman! Dan semuanya otomatis! (fitur ini bisa
dimatikan untuk tabel tertentu).
Kekurangan
LyX yaitu :
- Tidak bisa
mengatur style (warna, font, dll) yang baku dari style yang sudah ada seperti
judul bab, judul sub-bab, dll (walaupun untuk tulisan bukan judul bisa
dilakukan).
- Sulit untuk mengatur apa-apa yang sudah di pre-format oleh Lyx, misalnya di mana penomoran halaman diletakkan, atau kata-kata otomatis yang digunakan. Seperti Chapter xxx, Figure xxx, Table xxx (dalam penomoran otomatis)… tetapi versi Bahasa Indonesia seperti Bab xxx, Gambar xxx, Tabel xxx tersedia (dengan memilih bahasa Bahasa (seharusnya Bahasa Indonesia kan???)), tetapi seperti yang sudah dikatakan kita tidak bisa mengubahnya menjadi Bagian xxx atau Figur xxx misalnya.
====================================================
{
III }. Contoh Kasus
Tahap awal
untuk workshop LFA adalah suatu gambaran situasi yang akan dianalisis, contoh
studi kelayakan, laporan prapenilaian, atau suatu kumpulan informasi untuk
workshop. Dalam menggambarkan penggunaan metode LFA yang diuraikan pada bab 3
dari pedoman ini, kita akan menggunakan contoh sangat sederhana seperti dibawah
ini:
Jakarta mempunyai beberapa perusahaan bus. Sepanjang tahun terakhir frekwensi kecelakaan bus naik secara signifikan. Telah menyebabkan banyak penundaan keberangkatan dan tidak menyenangkan para penumpang. Selain itu terdapat beberapa kecelakaan yang serius di mana para penumpang telah menjadi korban. Surat kabar telah mengambil kepentingan dalam masalah itu, dan sebagian dari perusahaan bus tentunya akan mempunyai dampak dari publisitas yang tidak baik yaitu terjadinya penurunan jumlah penumpang. Sebagian besar masalah teknis adalah: bus tua, dan kondisi yang tidak disenangi karena susahnya sparepart atau suku cadang. Disamping itu, faktor manusia juga penting untuk dipertimbangkan karena banyak kecelakaan disebabkan oleh kecepatan tinggi sewaktu mengemudi di jalan yang jelek. Salah satu dari perusahaan kini mengorganisir suatu workshop LFA dalam rangka memutuskan harus berbuat apa untuk mensikapi masalah itu?
1. ANALISIS
PARTISIPASI
Atas dasar
informasi yang tersedia, kelompok - kelompok yang berkepentingan dibawah ini
dapat kita identifikasikan.
Atas dasar
informasi yang tersedia, perbandingan antara penumpang dan perusahaan bus
berikut ini dapat diidentifikasikan.
Workshop
memutuskan untuk memberi prioritas kepada para penumpang kepentingan akan analisa
yang berikutnya.
2. ANALISIS MASALAH
Workshop
memutuskan bahwa jumlah yang tinggi kecelakaan harus dipertimbangkan sebagai
akar masalah. Pohon Masalah subtantive yang berikut dan mengarahkan penyebab
dan efek dapat dibentuk seperti bagan dibawah ini :
3. ANASISIS
SASARAN
Permasalahan
dirumuskan kembali dengan statement positif. workshop memutuskan untuk
menambahkan "pelatihan bagi pengemudi" sebagai alat untuk membuat
pengemudi yang lebih bertanggung jawab.
4. ANALISIS
ALTERNATIF
Sasaran pertama
yang tidak bisa dicapai harus dihapuskan. Workshop memutuskan kondisi-kondisi
jalan yang ditingkatkan itu seluruhnya di luar jangkauan perusahaan bus.
Ingat hasil
analisa partisipasi, pilihan alternatif dikenali dari pohon sasaran hasil.
Dalam hal ini ada dua alternatif jelas nyata :
Dua peserta
workshop harus setuju atas ukuran-ukuran yang harus digunakan untuk menilai
kelangsungan hidup dengan pilihan yang berbeda. Hasil ditunjukkan di bawah
dalam kolom yang kiri. Ke tiga alternatif kemudian menganalisa dengan hasil
yang berikut:
Pilihan 1 terbatas pada program pelatihan.
Peluang sukses adalah rendah jika bus tetap pada kondisi yang jelek.
Pilihan 2 lebih mahal dan tidak ada jaminan
hasil akan jadi positif kecuali jika pengemudi juga diperbaiki.
Pilihan 3 adalah alternatif yang paling
mahal, tetapi mempunyai suatu kemungkinan sukses lebih tinggi. Hasil adalah
bahwa salah satu dari pilihan yang dipilih dalam strategi proyek, adalah
pilihan 3
5. MENDEFINISIKAN ELEMEN PROYEK
UTAMA (MP)
Unsur-Unsur
Proyek yang utama didaftarkan kolom yang kiri MP. Sebagian dari unsur-unsur
dapat diperoleh dari pohon sasaran. Tolong dicatat bahwa keluaran itu adalah
hasil yang dapat dijamin oleh proyek, sedang sasaran yang prioritas adalah di
luar jangkauan secara langsung proyek itu.
6.
MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Sebagian
dari faktor yang eksternal dapat juga diperoleh dari pohon sasaran hasil. Dalam
contoh ini terbatas hanya pada satu. seperti faktor yang terdaftar, yakni
"jalan yang diperbaiki" yang mengasumsikan penting dalam rangka
mengurangi frekwensi bus kecelakaan.
7.
INDIKATOR YANG ADA
Indikator
menetapkan bagaimana cara memverifikasi pencapaian sasaran hasil dan keluaran.
Beberapa indikator dapat diperoleh dari pohon sasaran hasil. Suatu indikator
sasaran prioritas menetapkan berapa banyak frekwensi bus kecelakaan yang harus
dikurangi dan dengan memberi tanggal. kemudian kemungkinan untuk memverifikasi
apakah sasaran yang prioritas telah dicapai atau belum.
Lebih
terperinci indikator harus diidentifikasi sebagai bagian dari sistem
monitoring. Sebagai contoh (mengambil keluaran 1)
Indikator 1
Indikator 1
Dari yang
ada 120 pengemudi sedikitnya 60% dilatih;terlatih tahun 1 dan 40% di (dalam)
tahun 2; tentang pengemudi yang terlatih semua daftar adalah suatu peningkatan
kwalitatif dalam kemampuan mengemudi, gaya dan kepatuhan kepada aturan trafic,
yang dibuktikan menurut ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Manggo Dept
Trafific. dan mensurvei dengan sporadis melalui cek dan kendali jalan.
Indikator 2
Keluhan
terhadap pengemudi bus terlatih mengenai kemampuan mengemudi, gaya dan
pengamatan atas peraturan lalu lintas kurang dari 20% tentang tingkatan (30
hari / keluhan) dengan pertengahan tahun ke 2. Alat verifikasi :
- Laporan
pengendalian Lalu lintas, Bagian Lalu Lintas
-
Pelanggaran Peraturan Lalu Lintas, Kepolisian
- Survey
Lalu Lintas bus independent
- Buku
Komplain Pelanggan Perusahaan Bus